Pengukur Rasio Arus Kas Operasi & Contoh |
Menganalisis Arus Kas | Galeri Investasi Universitas Gunadarma
Daftar Isi:
Apa itu:
Rasio arus kas operasiadalah kas dari aktivitas operasi sebagai persentase kewajiban lancar dalam suatu periode tertentu.
Bagaimana cara kerjanya (Contoh):
Rasio arus kas operasi umumnya dihitung menggunakan rumus berikut:
Rasio Arus Kas Operasi = Arus Kas Operasi / Kewajiban Lancar
Rasio arus kas operasi bukanlah sama dengan margin arus kas operasi atau margin laba bersih, yang termasuk transaksi yang tidak melibatkan transfer uang aktual (depresiasi adalah contoh umum dari pengeluaran non-tunai yang termasuk dalam perhitungan laba bersih tetapi tidak dalam arus kas operasi). Rasio arus kas operasi juga tidak sama dengan EBITDA atau arus kas bebas.
Karena modal kerja merupakan komponen arus kas operasi, investor harus menyadari bahwa perusahaan dapat mempengaruhi rasio arus kas operasi dengan memperpanjang waktu yang mereka ambil untuk membayar tagihan (sehingga menghemat uang mereka), memperpendek waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan apa yang berutang kepada mereka (dengan demikian mempercepat penerimaan uang tunai), dan menunda membeli persediaan (sekali lagi dengan demikian menghemat uang tunai).
Mengapa Penting:
Rasio arus kas operasi adalah ukuran likuiditas perusahaan. Jika arus kas operasi kurang dari 1, perusahaan telah menghasilkan lebih sedikit uang tunai dalam periode tersebut daripada harus melunasi kewajiban jangka pendeknya. Ini mungkin menandakan kebutuhan akan lebih banyak modal. Dengan demikian, investor dan analis biasanya lebih menyukai rasio arus kas operasi yang lebih tinggi.
Penting untuk dicatat, bagaimanapun, bahwa memiliki rasio arus kas operasi yang rendah untuk suatu waktu tidak selalu merupakan hal yang buruk. Jika sebuah perusahaan sedang membangun pabrik manufaktur kedua, misalnya, ini dapat membuahkan hasil jika pabrik tersebut menghasilkan lebih banyak uang.